Sunday, May 27, 2007

Balada Pengendara Roda Dua

Bapak2, ibu2 yth,

Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan berikut
kurang berkenan. Kami hanyalah ingin meminta maaf kepada bapak /ibu
pengguna roda empat mengenai perilaku kami di jalan raya.
Sungguh, kami tidak memiliki maksud untuk 'mengganggu' kenyamanan anda.
Bila kami terlihat suka nyerobot kekanan atau kekiri, itu hanyalah
karena kami merasa kepanasan. Ini tentunya akibat jaket, helm, sarung
tangan, masker, yang kami gunakan di siang bolong. Tentunya rasa
kepanasan ini tdk anda rasakan, karena dinginnya hembusan AC yang keluar
dari kisi kisi dashboard mobil anda. Sedangkan kami hanya mengandalkan
kisi kisi ujung jaket, ataupun bagian bawah helm, he he he.

Bila anda melihat kami mendaki trotoar, ataupun mengambil jalur kanan
yang berlawanan, itupun bukan karena kami sok jago. Tapi kami hanya
mencari alternatif jalur, sebab seluruh badan jalan tertutup oleh MPV
ataupun SUV bapak/ibu.

Rasanya kami nggak kuat jika harus menunggu dibelakang knalpot anda, yg
belum tentu bebas emisi (maaf ya). Belum lagi kami takut di PHK, hanya
karena telat masuk kerja.

Tentunya khusus hal ini, sebagian dari anda tidak perlu absen kan...,
kalo masuk kerja?
Sebab kalo sebagian besar dari kami, harus pak-buu... Minimal dipotong
uang transport, hiks!!

Belum lagi, kami suka malu bila harus melewati resepsionis nan cantik
yang menutup hidung kecil mereka, karena mereka mencium aroma knalpot
dan 'bau matahari' dari jaket lusuh kami. Walau deodorant 5 ribuan telah
kami semprotkan, tentu tidak sebanding dg parfum mobil anda yg 50 ribuan
plus sejuknya AC mobil anda.

Kami sadar kok, kami jg suka keterlaluan. Tapi kami juga gak pernah
memprotes roda empat. Kami cukup tau diri kok, dengan pajak yg super
murah kami, sehingga kami harus rela mengalah bila berbicara tentang
parkir.
Kami cukup puas dengan areal 150 x 50 cm sebagai tempat parkir kami, yg
tentu berbeda dengan areal parkir bapak-ibu. Memang sih, tarif parkirnya
aja beda !

Hmmm, kami juga gak pernah protes kok, terhadap roda empat yang telah
oleh pemerintah di-anak emaskan. Jalan tol trilyunan rupiah telah
dibangun, di atas gusuran tanah dan rumah kami. Kami harus putar otak
mencari tempat tinggal bagi anak dan keluarga, hanya demi bapak-ibu bisa
cepat sampai tamasya ke ancol ataupun taman safari.

Ngomong2 tentang tamasya. Memang sih, mungkin anda sering melihat kami
berboncengan 3 atau 4 dengan putra putri kami pergi ke dufan. Tapi kami
gak yakin, apakah anda melihat kami, memijit tangan, kaki dan bahu
mereka yang kecil ditempat parkir. Ini karena cara duduk mereka yg
sedikit berakrobat di atas motor kami. Tentunya berbeda dengan lucunya
putra-putri anda yang asyik bermain game di dalam mobil, atau tidur pulas di jok
belakang.

Kami juga gak keki kok, dengan senyum kecil bapak-ibu, bila melihat kami
panik saat hujan turun. Dimana kami harus buru-buru, loncat dari motor,
buka jok motor, copot sepatu, dan mengenakan jas hujan. Terkadang kami
membayangkan, bila kami ada di posisi anda. Mau gerimis kek, mau hujan
gede kek, bodo' amat, cukup putar tuas kecil disamping stir, maka wiper
kaca akan bekerja lembut membersihkan air di kaca depan & belakang.
Aaaah enaknyaa di mobil.

Kami juga gak protes kok, bila mungkin bapak-ibu yang terbiasa
menginstruksikan lembur kepada kami. kami cukup mengerti bila anda tidak
pernah membayangkan, betapa dinginnya pulang kerja di malam hari dengan
motor. Kami cuma berharap, bahwa petuah orang tua, yang mengatakan, kalo
kena angin malam bisa kena paru-paru basah, adalah isapan jempol semata.
Amit-amiiiit.

Kami juga gak protes kok, bila jari jemari anda menjentikkan abu
rokoknya lewat jendela, sehingga mengenai jaket kami. Ataupun celana
kami harus 'menerima' sampah, yang anda buang lewat jendela. Mungkin
kami dengan jaket hitamnya, tampak seperti tong sampah kali yeee. Hi hi
hi

Mohon maaf juga bila, kami harus terlihat melotot di depan anda. Hmm
sungguh, itu gak sengaja kok, . Sebab selama naik motor, mata kami harus
dipicingkan agar tidak kena debu. Naaah begitu berhenti, secara refleks
mata kami terbuka lebar, seperti melotot, he he he

Maaf ya pak-bu. Peace !!!

Memang siiih, kami sering bikin masalah di jalan raya, tapi setidaknya,
kaum kami belum pernah punya kesempatan bikin masalah buat negara ini.
(Jadi gak enak nerusinnya)

Memang siiih, rata rata dari kami tidak berpendidikan. Walau beberapa
rekan kami masih setia berprofesi pengojek untuk mengantar kaum
berpendidikan nan terhormat ke tujuan, bila mereka diburu waktu atau
hampir terlambat.

Memang siih, rata-rata dari kami gak memiliki tata krama. Karena kami
gak punya cukup uang untuk belajar di tempat kursus kepribadian ataupun
pelatihan image development. (SD aja DO ? hiks!).

Tapi setidaknya, kami cukup tau diri kok, untuk tetap menganggukan
kepala kepada bapak-ibu duluan plus senyum manis, bila kami bertemu anda
di koridor kantor. Ataupun menjauh dari bapak-ibu yang sedang
bercengkrama di lobi menunggu lift, karena celana dan sepatu kami tampak
kotor terciprat air jalanan akibat sedan mewah anda menyalip kami.

Namun kami cukup terhibur kok, bila kami dapat mendengar sayup sayup
lagu kesukaan kami, saat kita bersanding manis di lampu merah. Hilang
rasa penat bahu dan pinggang kami, bila dentuman sound system anda
membagi lagunya lewat kisi kisi jendela. He he he, pernah gak anda
melihat kami juga terkadang mengangguk-anggukan kepala mengikuti lagu
anda, walo cuma 10-20 detik. Jadi malu...

Namun kami cukup terhibur kok, dengan sigapnya pak presiden menaiki
motor roda dua untuk meresmikan balapan mobil, hiks. Walau kami tau
persis, itu hanya gara gara terlalu banyak roda empat yang membuat jalan
tol menjadi padat. Sehingga pihak protokoler takut pak Presiden datang
telat. Padahal mesin dan knalpot mobil balap dari negara asing, udah gak
sabar buat melesat, hanya untuk bisa dibilang sebagai yang tercepat, dan rebutan
trophy segede knalpot motor kami untuk mereka angkat.
What an ironic...

Namun, kami cukup terhibur juga kok, dengan iklan di TV. Dimana banyak
artis nan ganteng dan cantik, artis senior maupun junior, politikus,
budayawan, berebut mengiklankan motor untuk kami. Walau kami tau persis,
gak mungkin mereka pergi shooting atau menghadiri gala dinner dengan
motor bebek. Sebab kami tau persis, mereka gak pernah direpotkan oleh
naik dan turun dari mobil, karena supir nan setia, membukakan pintu
belakang bagi mereka.

Yaahhh, kami gak bermaksud membela diri siih. Kami cuma mau sharing aja
kok, kepada anda pengendara mobil roda empat, bahwa rasa sebel, muak,
benci anda terhadap kami, sudah kami bayar kok dengan kondisi di atas.

Tuhan Maha Adil

Ketamakan adalah Banjir Jakarta yang Sesungguhnya

ASAL USUL

Publik

Ariel Heryanto

Tidak ada yang dikejutkan oleh banjir besar di Jakarta minggu lalu.
Penduduk Jakarta menderita, tetapi tabah menanggung derita itu.
Bergotong-royong mereka mengatasi akibat bencana. Apakah masalah
dapat dianggap selesai di situ? Berakhir dengan ketabahan menderita
yang berlanjut?

Semua maklum bencana itu bukan kecelakaan alam, apalagi takdir.
Semua maklum sebuah kota mirip sebuah rumah, atau tubuh. Dia
memberikan yang terbaik kepada kita apabila kita memberikan yang
terbaik padanya. Juga sebaliknya. Hukum timbal balik ini melibatkan
kesadaran dan pilihan tindakan manusia. Bencana itu bisa
dihindarkan, ditunda, dilenyapkan. Atau diteruskan dan diperburuk.

Bukan tak ada orang Jakarta yang bertekad memperbaiki keadaan. Akan
tetapi, kesadaran dan tekad mereka tidak berdaya menghindarkan
bencana Februari 2007. Apa yang kurang?

Pernah ada komentar di Republik Indonesia tidak ada yang namanya
publik. Saya menduga, maksudnya tidak ada tradisi kuat mengakui dan
menghormati pergaulan bersama secara beradab di antara orang yang
tidak saling kenal di muka umum tanpa memedulikan latar belakang
satu sama lain. Orang bisa sangat peduli pada lingkungan hidupnya,
tetapi sebatas rumah sendiri. Atau sejauh menyangkut kepentingan
keluarga sendiri, teman sekerja, rekan seagama, separtai politik,
atau sesuku.

Orang Jakarta sudah belajar peduli lingkungan hidup. Kelas
menengahnya suka bersolek dan peduli gaya hidup sehat. Namun,
lingkungan hidup itu hanya bergeming sebatas ruang pribadi. Sehari-
hari mereka tidak membuang sampah di rumah atau kantor sendiri. Di
rumah sendiri mereka merawat kebun dengan kasih sayang dan biaya
besar.

Di negeri ini orang bisa menjadi diktator keji atau koruptor bejat
dalam profesi sehari-hari. Namun, di wilayah pribadi, mereka menjadi
suami, ayah, atau kakek yang sangat santun dan penuh kasih sayang
kepada sanak keluarga dan kerabat. Bahkan, secara pribadi, mereka
rajin beribadah agama.

Bagi mereka, apa pun yang ada di luar ruang pribadi bukan urusan
mereka. Di situ hanya ada yang serba menjengkelkan, bahkan
mengancam. Ada kerumunan pencopet, pengemis, pengamen, orang kafir
yang mengobral pornografi, debu, kuman flu burung, penggusuran,
razia petugas negara atau preman, dan kemacetan lalu lintas. Maka,
mereka memasang pagar tinggi dan dijaga petugas satpam atau anjing
galak.

Ini nyaris bertolak belakang dengan yang tampak di sejumlah negeri
yang sekuler, kapitalistik, dan liberal. Resminya, di sana
kepentingan dan hak pribadi dihormati tinggi-tinggi. Akan tetapi,
nyatanya ruang publik mereka bisa menjadi suaka yang menyejukkan dan
melindungi bagi kaum rentan, tertekan, dan menderita.

Banyak rumah pribadi kelas menengah tidak berpagar sama sekali.
Ruang publik menyediakan taman yang jauh lebih nyaman ketimbang
kebun di rumah pribadi kelas menengah. Di ruang publik tersedia
gratis pertolongan kesehatan, informasi, dan hiburan dengan skala
dan kualitas mengungguli kemampuan pribadi.

Tanpa ada undang-undang pornografi, anak-anak dan wanita merasa aman
berjalan sendirian. Bukannya tak ada sampah di buang sembarangan.
Namun, berkali-kali saya saksikan, di sana orang memungut sampah
yang dibuang sembarangan oleh orang lain dan memasukkannya ke tempat
sampah. Mereka mencintai ruang publik itu sebagai milik bersama.

Dalam bentuk dan wajah berbeda, ruang publik juga dapat ditemui di
negeri-negeri sosialistik dan komunis. Juga di banyak kota kecil dan
desa Nusantara. Di sana ruang pribadi tidak pernah terpuji walau
dalam kenyataannya selalu ada dan belakangan mulai membesar.

Di negeri kita semboyan "kepentingan bersama" dipidatokan, tetapi
hidup kita terkotak-kotak dalam ruang pribadi, suku, jender, atau
agama. Ada yang ruang pribadinya beratus-ratus hektar secara harfiah
mau pun kiasan. Lebih banyak yang sempit berimpitan. Namun, untuk
semua berlaku hukum "elu-elu, gue-gue".

Walau milik bersama, ruang publik menjadi tanggung jawab sebuah
organisasi yang dinamakan "negara". Celakanya, dalam Republik tanpa
publik, yang ada bukan negara, tetapi pejabat negara. Seperti warga
sipil, para pejabat ini tidak mengenal "ruang publik". Bagi mereka,
lembaga negara merupakan bagian dari "wilayah pribadi" pejabat.

Maka, kas negara, rumah dan mobil dinas dinikmati bersama anggota
keluarga, kerabat, tetangga, menantu, sobat dekat, pacar gelap, atau
bini ke dua belas. Untuk menjamin kebebasan mereka menikmati semua
itu, ada undang-undang rahasia informasi. Maka, pejabat dan
pengusaha Indonesia termasuk daftar orang terkaya di dunia.
Sementara jutaan penduduknya kelaparan dan kas negara sekarat
tertimpa beban utang.

Banjir di Jakarta hanya sekeping pertanda. Bencana terbesar di
Jakarta bukan banjir, tetapi ketamakan pribadi. Bukan krisis air
bersih, tetapi ruang publik yang beradab.

The Power of Smile


Smile, an everlasting smile
A smile can bring you near to me
(Judul lagu: Word, oleh BeeGess)

Bukan tanpa alasan, bila grup band BeeGess, menggunakan kata "senyum" (smile) untuk mengawali lagu ciptaannya, dalam judul lagu Word. Lagu yang sempat menjadi top hits dunia di tahun 70-an tersebut, memang dibuka dengan menunjukkan betapa senyuman bisa mengubah dunia. BeeGess tahu persis bahwa senyuman mempunyai suatu kekuatan tersembunyi yang berdaya lekat begitu besar. Bahkan, masih menurut BeeGess, senyuman bisa membawa seseorang yang dikasihi menjadi lebih dekat dan semakin dekat, tidak hanya dalam arti fisik, tetapi lebih-lebih secara emosi dan perasaan.

Mengapa BeeGess ikut-ikutan mengkampanyekan tersenyum untuk mempersatukan umat manusia yang sudah terlanjur terceraiberai ini? Banyak diantara kita kurang paham mengenai betapa berartinya tersenyum dalam konteks hubungan antar manusia. Bahkan ada pepatah bahasa Inggris, yang menyarankan agar kita selalu menggunakan senyuman untuk menyatakan sesuatu. Say it with smile. Bukan hanya bisa digunakan untuk menyatakan saja, senyuman juga mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi manusia. Sesuatu yang mempunyai konotasi menegangkan, biasanya bisa di kendurkan dengan senyuman. Sesuatu yang rumit, menjadi sederhana dan yang kacau-balau menjadi terurai.

Celakanya, jarang orang yang sadar mengenai hal ini. Penjaga gerbang tol, pramugari, polisi lalu lintas, guru dikelas, manager di kantor dan masih banyak fungsi pelayanan lainnya akan semakin gampang mengerjakan tugasnya bila disertai dengan tersenyum. Tidak hanya itu, dalam hubu ngan kerja, seperti atasan menghadapi

bawahan, tersenyum merupakan kunci sukses untuk melakukan komunikasi antar manusia yang efektif. Pernah terjadi, seorang atasan yang bingung tujuh keliling, karena sangat sulit menyampaikan suatu perintah kepada anak buahnya, teratasi hanya dengan kunci tersenyum. Begitu ia tersenyum, si anak buah langsung mengetahui apa yang dimaksud sang atasan hanya dengan kalimat perintah sederhana yang kemudian menjadi lebih rileks.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sebuah klinik syaraf di Illinois, Amerika Serikat membuktikan bahwa aktivitas tersenyum identik dengan olah raga. Hanya dengan sekali tersenyum ringan, 800-an otot manusia disekitar wajah, telah berkontraksi dan itu merupakan excersice yang efektif bagi kesehatan otot kita. Jadi, dengan tersenyum

kita juga berolah raga dan tentunya menyehatkan. Lalu mengapa kita masih enggan tersenyum bila berrelasi dengan sesama manusia? Tersenyum adalah hal kecil yang bisa menimbulkan efek yang luar biasa. Senyum bukan hanya menggerakkan otot-otot wajah, tetapi juga menggerakkan hati dan jiwa. Penelitian ini diperkuat oleh hasil riset yang dilakukan Dr Patch Adam, seorang dokter ahli kejiwaan di West Virginia, Amerika yang dibantu oleh 1.000 dokter dan perawat dan telah membuktikan bahwa pasien bisa sembuh dengan sendirinya melalui senyuman.

Saat tersenyum, otak mengeluarkan seretonin yang bisa menambah kekebalan tubuh. Nah, kembali terbukti bahwa senyum juga menyehatkan. Tidak hanya bagi raga, tetapi lebih-lebih untuk jiwa. Siapa bilang bahwa senyuman bukan hal yang penting? Senyuman ternyata juga bisa menjadi misteri. Ingat lukisan Monalisa dengan senyumannya yang tak terpecahkan hingga kini? Lukisan karya Leonardo Da Vinci yang digambar pada tahun 1503 itu tersohor bukan karena kecantikannya. Kecantikan Monalisa tidak istimewa, tetapi senyumannya membuat jutaan orang menjadi selalu bertanya-tanya, ada apa dengan si Monalisa saat ia dilukis. Sekelompok ilmuwan pernah melakukan penelitian mengenai apa yang terkandung dalam perasaan Mona lisa. Penelitian menggunakan software pengukur emosi yang disimulasi ke lukisan itu. Meski senyuman Monalisa dinilai tidak penuh dan terkesan setengah-setengah, ternyata hasil penelitian mengungkapkan bahwa senyum Monalisa menyiratkan kebahagiaan. 83 persen perasaan Monalisa diduga berbahagia ketika dia tersenyum, 9 persen jijik, 6 persen cemas, dan hanya 2 persen dinilai mangandung kemarahan.

Penelitian tersebut memang tidak pernah mengungkapkan reliability nya, hanya saja ini membuktikan bahwa senyum seseoran seperti Monalisa yang dinilai misterius hingga kini, merupakan obyek penelitian yang laku dipasaran. Nah, seandainya saja anda bisa membuat senyuman yang spesifik bagi sesama anda atau lebih khusus lagi bagi teman kerja anda, maka implikasi yang tak terkirakan mungkin akan terjadi bagi kepentingan relasi kerja anda. Sebuah Bank nasional bahkan sudah membuktikan bahwa dengan mengkampanyekan senyuman di kalangan petugas customer services, maka produktivitas dan kepuasan pelanggan menjadi naik. Program yang diluncurkan sangat sederhana dan diimplementasikan dalam waktu yang cukup singkat. Tersenyum merupakan kewajiban yang harus disuguhkan petugas teller dan pin dengan tulisan SMILE dipasang di dada kiri seluruh pekerja bank tersebut. Herannya, tidak hanya petugas yang terus menjadi murah senyum, tetapi para nasabahpun ditandai juga ikut-ikut gampang tersenyum.

Bukankah program yang murah-meriah ini membawa kemaslahatan bagi semua pihak? Rasa-rasanya, program kampanye senyum yang berhasil ini patut ditularkan ke bidang industri dan usaha yang lain. Perusahaan yang tidak mempunyai pelanggan langsung pun tidak ada ruginya untuk berkampanye menggalakkan senyuman di lingkungan kerjanya. Sesama pekerja, antara atasan dan bawahan bahkan antara pekerja dan stake holder lainnya. Hanya saja, untuk bisa tersenyum dengan lepas perlu syarat yang ternyata tidak gampang. Bukan hal yang berlebihan kalau pakar kepribadian dan kecantikan Martha Tilaar pernyah mengatakan bahwa senyuman tak akan berarti jika tidak disertai dengan ketulusan hati dan kepura-puraan.

Senyuman yang tulus dan ikhlas merupakan cerminan hati yang bahagia dan dapat menambah semangat bagi sekelilingnya. Bila anda tak mampu bersedekah dengan harta, bersedekahlah dengan senyuman. Ada jurus untuk menghadirkan senyum walau hati sedang kisruh. Ambil nafas dalam-dalam, tahan selama lima sampai sepuluh detik, lalu hembuslah kembali. Aktivitas pernafasan ini bisa melancarkan peredaran darah dan mengurangi beban pikiran. Setelah suasana terkendali, lantas tersenyumlah. Have you smiled today?



--
Salam Sukses Selalu,

Yant Subiyanto
Jl Srikandi No 3 Perum Griya Mukti Jaten Karanganyar 57771

Chatting dengan Tuhan

Connecting to Heaven & Earth Messenger…,

Sign in.....,

TUHAN :
Kamu memanggilKu ?

AKU :
Memanggilmu?
Tidak.. Ini siapa ya?

TUHAN :
Ini TUHAN.
Aku mendengar doamu.
Jadi Aku ingin berbincang-bincang denganmu.

AKU :
Ya, saya memang sering berdoa, hanya agar saya merasa lebih baik.
Tapi sekarang saya sedang sibuk, sangat sibuk.

TUHAN :
Sedang sibuk apa? Semut juga sibuk.

AKU :
Nggak tau ya.
Yang pasti saya tidak punya waktu luang sedikitpun.
Hidup jadi seperti diburu-buru.
Setiap waktu telah menjadi waktu sibuk.

TUHAN :
Benar sekali.
Aktivitas memberimu kesibukan.
Tapi produktivitas memberimu hasil.
Aktivitas memakan waktu, produktivitas membebaskan waktu.

AKU :
Saya mengerti itu.
Tapi saya tetap tidak dapat menghindarinya.
Sebenarnya, saya tidak mengharapkan Tuhan mengajakku chatting seperti ini.

TUHAN :
Aku ingin memecahkan masalahmu dengan waktu,
dengan memberimu beberapa petunjuk.
Di era internet ini, Aku ingin menggunakan medium yang lebih nyaman untukmu daripada mimpi, misalnya.

AKU :
OKE, sekarang beritahu saya, mengapa hidup jadi begitu rumit?

TUHAN :
Berhentilah menganalisa hidup.
Jalani saja.
Analisalah yang membuatnya jadi rumit.

AKU :
Kalau begitu mengapa kami manusia tidak pernah merasa senang?

TUHAN :
Hari ini adalah hari esok yang kamu khawatirkan kemarin.
Kamu merasa khawatir karena kamu menganalisa.
Merasa khawatir menjadi kebiasaanmu.
Karena itulah kamu tidak pernah merasa senang.

AKU :
Tapi bagaimana mungkin kita tidak khawatir jika ada begitu
banyak ketidakpastian.

TUHAN :
Ketidakpastian itu tidak bisa dihindari.
Tapi kekhawatiran adalah sebuah pilihan.

AKU :
Tapi, begitu banyak rasa sakit karena ketidakpastian.

TUHAN :
Rasa sakit tidak bisa dihindari,
tetapi penderitaan adalah sebuah pilihan.

AKU :
Jika penderitaan itu pilihan, mengapa orang baik selalu menderita?

TUHAN :
Intan tidak dapat diasah tanpa gesekan.
Emas tidak dapat dimurnikan tanpa api.
Orang baik melewati rintangan, tanpa menderita.
Dengan pengalaman itu, hidup mereka menjadi lebih baik, bukan sebaliknya.

AKU :
Maksudnya pengalaman pahit itu berguna?

TUHAN :
Ya.
Dari segala sisi, pengalaman adalah guru yang keras.
Guru pengalaman memberi ujian dulu, baru pemahamannya.

AKU :
Tetapi, mengapa kami harus melalui semua ujian itu?
Mengapa kami tidak dapat hidup bebas dari masalah?

TUHAN :
Masalah adalah rintangan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan mental.
Kekuatan dari dalam diri bisa keluar melalui perjuangan dan rintangan, bukan dari berleha-leha.

AKU :
Sejujurnya, di tengah segala persoalan ini, kami tidak tahu kemana harus melangkah...

TUHAN :
Jika kamu melihat ke luar, maka kamu tidak akan tahu kemana kamu melangkah.
Lihatlah ke dalam.
Melihat ke luar, kamu bermimpi.
Melihat ke dalam, kamu terjaga.
Mata memberimu penglihatan.
Hati memberimu arah.

AKU :
Kadang-kadang ketidakberhasilan membuatku menderita.
Apa yang dapat saya lakukan?

TUHAN :
Keberhasilan adalah ukuran yang dibuat oleh orang lain.
Kepuasan adalah ukuran yang dibuat olehmu sendiri.
Mengetahui tujuan perjalanan akan terasa lebih memuaskan daripada mengetahui bahwa kau sedang berjalan.
Bekerjalah dengan kompas, biarkan orang lain berkejaran dengan waktu.

AKU :
Di dalam saat-saat sulit, bagaimana saya bisa tetap termotivasi?

TUHAN :
Selalulah melihat sudah berapa jauh saya berjalan, daripada masih berapa jauh saya harus berjalan.
Selalu hitung yang harus kau syukuri, jangan hitung apa yang tidak kau peroleh.

AKU :
Apa yang menarik dari manusia?

TUHAN :
Jika menderita, mereka bertanya "Mengapa harus aku?".
Jika mereka bahagia, tidak ada yang pernah bertanya "Mengapa harus aku?"

AKU :
Kadangkala saya bertanya, siapa saya, mengapa saya di sini?

TUHAN :
Jangan mencari siapa kamu, tapi tentukanlah ingin menjadi apa kamu.
Berhentilah mencari mengapa saya di sini.
Ciptakan tujuan itu.
Hidup bukanlah proses pencarian, tapi sebuah proses penciptaan.

AKU :
Bagaimana saya bisa mendapatkan yang terbaik dalam hidup ini?

TUHAN :
Hadapilah masa lalumu tanpa penyesalan.
Peganglah saat ini dengan keyakinan.
Siapkan masa depan tanpa rasa takut.

AKU :
Pertanyaan terakhir, Tuhan.
Seringkali saya merasa doa-doaku tidak dijawab.

TUHAN :
Tidak ada doa yang tidak dijawab.
Seringkali jawabannya adalah TIDAK.

AKU :
Terima kasih Tuhan atas chatting yang indah ini.

TUHAN :
Oke.
Teguhlah dalam iman, dan buanglah rasa takut.
Hidup adalah misteri untuk dipecahkan, bukan masalah untuk diselesaikan.
Percayalah padaKu.
Hidup itu indah jika kamu tahu cara untuk hidup.

.........TUHAN has signed out

"Anjing yang Pintar"

Seorang penjual daging mengamati suasana sekitar tokonya. Ia sangat terkejut melihat seekor anjing datatng ke samping tokonya. Ia mengusir anjing itu, tetapi anjing itu kembali lg.
Maka, ia menghampiri anjing itu & melihat ada suatu catatan di mulut anjing itu. Ia mengambil catatan itu dan membacanya," tolong sediakan 12 sosis dan satu kaki domba. Uangnya ada di mulut anjing ini."
Si penjual daging melihat ke mulut anjing itu dan ternyata ada uang sebesar 10 dollar disana. Segera ia mengambil uang itu, kemudian ia memasukkan sosis dan kaki domba ke dalam kantung plastik dan diletakkan kembali di mulut anjing itu. Si penjual daging sangat terkesan. Kebetulan saat itu adalah waktu tutup tokonya, ia menutup tokonya & berjalan mengikuti si anjing.
Anjing tsb berjalan menyusuri jalan & sampai ke tempat penyeberangan jalan. Anjing itu meletakkan kantung plastiknya, melompat & menekan tombol penyeberangan, kemudian menunggu dgn sabar dgn kantung plastik dimulut, sambil menunggu lampu penyeberang berwarna hijau. Setelah lampu menjadi hijau, ia menyeberang sementara si penjual daging mengikutinya.
Anjing tsb kemudian sampai ke perhentian bus, dan mulai melihat " papan informasi jam perjalanan ".
Si penjual daging terkagum-kagum melihatnya. Si anjing melihat " papan informasi jam perjalanan " dan kemudian duduk disalah satu bangku yg disediakan. Sebuah bus datang, si anjing menghampirinya & melihat nomor bus & kemudian kembali ke tempat duduknya.
Bus lain datang. Sekali lg bus lainnya datang. Sekali lagi si anjing menghampiri & melihat nomor busnya. Setelah melihat bahwa bus tsb adalah bus yg benar, si anjing naik. Si penjual daging, dengan kekagumanny a mengikuti anjing itu & naik ke bus tsb.
Bus berjalan meninggalkan kota, menuju ke pinggiran kota. Si anjing melihat pemandangan sekitar. Akhirnya ia bangun & bergerak ke depan bus, ia berdiri dgn 2 kakinya & menekan tombol agar bus berhenti. Kemudian ia keluar, kantung plastik masih tergantung di mulutnya.
Anjing tsb berjalan menyusuri jalan sambil dikuti si penjual daging. Si anjing berhenti pd suatu rumah, ia berjalan menyusuri jalan kecil & meletakkan kantung plastik pd salah satu anak tangga.
Kemudian, ia mundur, berlari & membenturkan dirinya ke pintu. Ia mundur, & kembali membenturkan dirinya ke pintu rumah tsb. Tdk ada jawaban dr dlm rumah, jd si anjing kembali melalui jalan kecil, melompati tembok kecil & berjalan sepanjang batas kebun tsb. Ia menghampiri jendela & membenturkan kepalanya beberapa kali, berjalan mundur, melompat balik & menunggu di pintu.
Si penjual daging melihat seorang pria tinggi besar membuka pintu & mulai menyiksa anjing tsb, menendangnya, memukulinya, serta menyumpahinya.
Si penjual daging berlari untuk menghentikan pria tsb," Apa yg kau lakukan ..??!! Anjing ini adalah anjing yg jenius. Ia dapat masuk televisi untuk kejeniusannya. " Pria itu menjawab," Kau katakan anjing ini pintar ...??? Dlm minggu ini sdh dua kali anjing bodoh ini lupa membawa kuncinya ..!!!"

Refleksi :
Cerita ini sering terjadi dlm kehidupan kita. Banyak orang yg tdk pernah puas dgn apa yg telah mereka dpt. Seringkali kita tdk menghargai bawahan kita yg telah bekerja dgn setia selama bertahun2. Seringkali kita juga tdk menghargai atasan kita yg dipakai Tuhan untuk memenuhi kebutuhan kita. Kita selalu menonjolkan kesalahan & kelemahan tanpa melihat kelebihan & jasa orang lain.